LiteX.co.id, NASIONAL – Desain jersey Timnas Indonesia kembali menuai kontroversi. Kali ini, warganet menyerukan boikot terhadap Erspo dan Makna, apparel dan desainer jersey Timnas, melalui gerakan #BoikotErspo dan #BoikotMakna.
Awal mula kontroversi ini berasal dari cuitan kontroversial desainer jersey Timnas, Ernanda Putra, di akun Twitternya. Ernanda mengaku tidak kenal dengan komentator sepak bola Justinus Lhaksana yang mengkritik desain jersey Timnas. Cuitan ini dianggap arogan dan memicu kemarahan warganet.
Coach Justin, sapaan Justinus Lhaksana, kemudian menanggapi dengan video yang membandingkan desain jersey Timnas futsal Specs yang lebih bagus dan murah. Hal ini semakin memperkeruh situasi dan memicu kritik terhadap Erspo.
“Kenapa desainernya ngamuk-ngamuk, kan lucu gitu. Ini juga UMKM seperti Mills, Specs, kita dukung semua kok. Tapi, caranya tidak pernah gue kritik Mills atau Specs, atau brand lain, dikritik balik, seperti desainernya Erspo. Dan, yang lebih parah lagi, dia sudah menyerang gue secara personal. Biar netizen yang menilai,” kata Coach Justin dalam unggahannya di akun instagram miliknya @coachjustinl.
Pemilik Erspo, Muhammad Sadad, kemudian meminta maaf kepada Coach Justin dan mengumumkan bahwa kerjasama dengan Ernanda telah dihentikan. Namun, Ernanda membalas dengan komentar bahwa dia belum dibayar oleh Erspo.
“Lho emang udahan kerjasamanya @sadadd ? lo aja blom bayar,” begitu komentar Ernanda di akun instagram Coach Justin.
Kontroversi ini semakin meluas dengan komentar warganet yang geram dan kecewa dengan kualitas jersey Timnas yang dianggap tidak sebanding dengan harganya. Banyak yang menyerukan boikot dan memilih untuk tidak membeli jersey Timnas keluaran Erspo.
Ernanda akhirnya meminta maaf secara terbuka, namun permintaan maafnya dirasa tidak tulus dan tidak meredakan amarah warganet.
Kasus ini menjadi contoh bagaimana kritik publik dapat berdampak besar terhadap sebuah brand. Erspo dan Makna harus belajar dari pengalaman ini dan meningkatkan kualitas produk serta layanan mereka agar dapat diterima oleh masyarakat.(hiyotan)