Don't Show Again Yes, I would!

Menelusuri Jejak Sejarah Hari Pers Nasional

Ilustrasi ruang lingkup sejarah(freepik.com/n.savranska)

LiteX.co.id, NASIONAL – Hari Pers Nasional (HPN) diperingati setiap tanggal 9 Februari untuk mengenang peran penting pers dalam sejarah bangsa Indonesia. Di balik perayaannya, terdapat perjalanan panjang dan penuh makna yang patut ditelusuri.

Awal Mula Lahirnya HPN

Gagasan HPN pertama kali muncul pada Kongres Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) ke-28 di Padang pada tahun 1978. Kongres tersebut merekomendasikan kepada Dewan Pers untuk menetapkan Hari Pers Nasional sebagai hari bersejarah bagi pers Indonesia.

Pada tanggal 23 Januari 1985, Presiden Soeharto melalui Keputusan Presiden Nomor 5 Tahun 1985 menetapkan tanggal 9 Februari sebagai Hari Pers Nasional. Tanggal ini dipilih karena bertepatan dengan Hari Ulang Tahun PWI, organisasi wartawan tertua di Indonesia yang didirikan di Solo pada tahun 1946.

Peran Pers dalam Sejarah Bangsa

Pers memiliki peran penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Pers menjadi alat untuk menyuarakan aspirasi rakyat dan melawan penjajah. Di masa Orde Baru, pers menjadi alat kontrol sosial dan pembangunan bangsa.

Di era Reformasi, pers memiliki peran penting dalam mengawal demokrasi dan mengantarkan Indonesia menjadi negara yang lebih terbuka dan demokratis.

Tantangan Pers di Era Digital

Di era digital, pers dihadapkan dengan berbagai tantangan seperti hoaks, misinformasi, dan disrupsi teknologi. Pers harus mampu beradaptasi dan berinovasi agar tetap relevan dan dapat menjalankan perannya dengan baik.

HPN: Momen Refleksi dan Introspeksi

HPN menjadi momen bagi insan pers untuk melakukan refleksi dan introspeksi diri terhadap peran dan tanggung jawabnya dalam membangun bangsa.(*)

Share:

Ocha

Seorang pengembang muda yang saat ini tengah mencari peluang kerja di Jepang. Memiliki ketertarikan besar pada dunia teknologi, budaya pop, dan fiksi detektif. Saat tidak sibuk mengotak-atik kode, ia senang membaca novel misteri dan membayangkan diri sebagai “Sherlock Holmes” versi Indonesia. Pecinta musik, terutama karya-karya NewJeans—yang menurutnya, akan selalu abadi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *