LiteX.co.id, Ragam – Lee “Faker” Sang-hyeok, Midlaner dari tim T1, telah mencatatkan dirinya sebagai legenda tak terbantahkan dalam dunia esports, khususnya League of Legends.
Dengan kemenangan terbarunya di Worlds 2024, Faker kini menjadi satu-satunya pemain yang telah meraih lima gelar juara dunia.
Di kancah kompetitif yang keras dan cepat berubah, Faker tetap bertahan di puncak selama lebih dari satu dekade—suatu pencapaian langka yang membuatnya dijuluki sebagai “Michael Jordan-nya League of Legends” dan bahkan dianggap sebagai Greatest of All Time (GOAT) di dunia game ini.
Gelar Dunia dan Rekor Bersejarah
Kemenangan Faker di Worlds 2024 bersama T1 menambah panjang daftar prestasi yang telah ia raih.
Ia pertama kali menjuarai Worlds pada 2013 di usia yang sangat muda dan mengulanginya pada 2015, 2016, 2023, dan kini 2024. T
ak hanya memimpin tim, Faker menjadi simbol dari keunggulan konsisten di dunia yang penuh persaingan ketat.
Gelar juara dunia kelimanya ini memperkuat posisinya sebagai pemain dengan trofi Worlds terbanyak dalam sejarah League of Legends.
Raja LCK dengan Gelar Terbanyak
Selain menjadi legenda di panggung dunia, Faker juga dikenal sebagai Raja LCK (League of Legends Champions Korea).
Dengan sepuluh gelar LCK yang diraihnya sejak 2015, Faker adalah pemain dengan koleksi trofi LCK terbanyak sepanjang masa.
Di tengah persaingan yang ketat di liga Korea, Faker telah menunjukkan performa luar biasa, bahkan melampaui pemain lain dari generasi yang berbeda.
Ia membuktikan bahwa bukan hanya pengalaman, tetapi juga kemampuan adaptasi dan konsistensi yang membuatnya bertahan di puncak.
Kemenangan di Asian Games 2022: Sejarah dalam Esports
Prestasi Faker juga melampaui ranah esports tradisional dengan meraih medali emas di Asian Games 2022, di mana esports untuk pertama kalinya dipertandingkan sebagai cabang olahraga resmi.
Faker yang menjadi anggota tim nasional Korea Selatan, membawa pulang emas usai mengalahkan tim China Taipei di final League of Legends.
Kemenangan ini tidak hanya mengukir sejarah di arena kompetitif, tetapi juga memberi keistimewaan berupa pembebasan dari wajib militer bagi Faker dan rekan satu timnya, suatu penghargaan luar biasa yang jarang didapatkan atlet esports.
Loyalitas Abadi untuk T1
Sejak memulai kariernya pada 2013, Faker menunjukkan loyalitas yang jarang ditemui dalam dunia esports.
Ia bertahan bersama T1 selama lebih dari sepuluh tahun, bahkan di tengah godaan dari tim-tim besar lain yang ingin merekrutnya.
Kesetiaan Faker kepada T1, tim yang membesarkannya, mencerminkan sikap profesionalisme dan dedikasinya terhadap tim serta para penggemarnya.
Kesetiaan ini tak hanya menunjukkan karakternya sebagai atlet, tetapi juga membangun citranya sebagai ikon global di dunia esports.
Tangan “Ajaib” yang Diasuransikan
Di balik prestasi luar biasa Faker, terdapat tangan “ajaib”-nya yang mampu menghasilkan berbagai kemenangan besar.
Sadar akan pentingnya tangan tersebut, Hana Bank mengasuransikannya dengan nilai mencapai Rp12 miliar.
Fakta ini menunjukkan bagaimana kemampuan dan kesehatan Faker benar-benar berharga di mata industri esports, sehingga memastikan bahwa ia dapat terus memberikan penampilan terbaik di Rift.
Legacy Seorang GOAT: Inspirasi di Dunia Esports
Faker bukan hanya pemain, ia adalah fenomena.
Dedikasinya, loyalitasnya kepada T1, serta dominasinya di arena kompetitif menjadikannya inspirasi bagi banyak pemain muda yang ingin mengikuti jejaknya.
Di saat banyak pro player yang mengalami penurunan performa dalam waktu singkat, Faker terus membuktikan bahwa dengan ketekunan, disiplin, dan kecintaan pada game, seorang atlet bisa bertahan dan bahkan terus bersinar.