Dana 500 Juta untuk Operasional Posko
Upaya pencarian dan evakuasi dan pertolongan korban banjir dan tanah longsor yang melanda 13 Kecamatan di wilayah Kabupaten Luwu terus dilakukan oleh tim SAR gabungan, saat ini sudah 13 korban meninggal ditemukan. Selasa (7/5)
Adapun yang meninggal dunia diantaranya 8 korban longsor di Latimojong dan 5 meninggal dunia akibat banjir bandang, dua diantaranya merupakan anak berusia 8 tahun dan 7 tahun.
Kecamatan Latimojong merupakan kecamatan dengan dampak terparah, akses menuju lokasi terdampak putus, warga terisolir, bahkan sejauh ini masih ada sekitar 3 ribu warga yang masih butuh dievakuasi.
Kepala BNPB Tiba di Luwu
Menindaklanjuti kejadian bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi di sebagian besar wilayah di Provinsi Sulawesi Selatan, termasuk di Kabupaten Luwu, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto
Kepala BNPB Suharyanto yang datang di Luwu menggunakan helikopter tiba di lapangan Andi Djemma Belopa, Selasa (7/5) disambut Pj Bupati Luwu, Muh. Saleh.
Saat jumpa pers, Kepala BNPB menyampaikan saat ini 500 juta bantuan Kabupaten Luwu untuk biaya operasional posko.
“Kalau masih kurang minta lagi , ” ucapnya
Kunjungan ini merupakan bentuk kehadiran Negara untuk memastikan penanganan darurat dan pemenuhan dasar warga terdampak terpenuhi dengan baik.
Ia juga menyampaikan untuk para korban, Pemerintah Kabupaten Luwu diminta untuk melakukan pendataan terhadap para korban. Bagi yang rumahnya rusan berat akan mendapatkan biaya bangunan baru senilai 60 juta, untuk rumah rusak sedang mendapatkan ganti senilai 30 juta dan rusak ringan senilai 15 juta.
Saat ini para korban yang telah dievakuasi dari Latimojong sebanyak 554 orang korban, sementara yang rawat jalan 505 orang, 21 orang rawat inap.
Berdasarkan laporan yang diterima Pusdalops BNPB beberapa wilayah di Provinsi Sulawesi Selatan terdampak banjir dan longsor antara lain Kabupaten Soppeng, Kabupaten Enrekang, Kabupaten Wajo, dan Kabupaten Sidenreng Rappang. sementara Kabupaten Luwu yang parah karena ada keadaan khusus yakni masyarakat yang terisolir di pegunungan Latimojong.
Pj Bupati Luwu, Muh. Saleh menyampaikan ada sekitar 12 titik longsor di pegunungan Latimojong yang membuat warga terisolir. Ia menetapkan 30 hari tanggap darurat.
Diketahui sebelumnya, pada Jumat (03/5) telah terjadi hujan lebat yang mengguyur wilayah Luwu. Yang menimbulkan bencana banjir bandu dan titik longsoran baru, jalan menuju Latimojong ambles sepanjang 100 meter, beberapa jembatan penghubung Desa putus.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Luwu melaporkan penyaluran logistik kepada warga terdampak di 12 desa di Kecamatan Latimojong dilakukan dengan bantuan helikopter milik TNI Angkatan Udara dan Polda Sulawesi Selatan.
Dampak Banjir dan Longsor di Kabupaten Luwu
Sebelumnya dilaporkan, banjir dan tanah longsor melanda Kecamatan Luwu, Sulawesi Selatan pada Jumat (3/5/2024) pukul 01.17 WITA. Sebanyak 13 Kecamatan di Kabupaten Luwu terdampak antara lain Kecamatan Suli, Kecamatan Latimojong, Kecamatan Suli Barat, Kecamatan Ponrang Selatan, Kecamatan Ponrang, Kecamatan Bupon, Kecamatan Larompong, Kecamatan Larompong Selatan, Kecamatan Bajo, Kecamatan Bajo Barat, Kecamatan Kamanre, Kecamatan Belopa dan Kecamatan Belopa Utara.
Berdasarkan laporan Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB per Sabtu (5/5) pukul 15.00 WIB, sebanyak 3.479 KK terdampak. Sebanyak 115 jiwa mengungsi di beberapa lokasi antara lain Masjid Pajang 60 pengungsi, Masjid Malela 30 orang pengungsi, Masjid Cimpu 25 pengungsi, dan sebagian lainnya mengungsi di rumah kerabat.
Kerugian materil terdata kaji cepat antara lain sebanyak 211 unit rumah hanyut dan rusak berat, 3.268 rumah terendam. Beberapa pagar perkantoran rubuh antara lain pagar kantor KUA Kecamatan Suli, pagar SDN Lindajang di Kecamatan Suli Barat, pagar SDN Kecamatan Suli, dan pagar MTs Suli di Kecamatan Suli. Beberapa jalan dan jembatan ikut terputus akibat tergerus banjir dan longsor.
BPBD Kabupaten Luwu, BPBD Provinsi Sulawesi Selatan dan tim gabungan hingga saat ini masih melakukan pendataan di lapangan serta evakuasi warga terdampak dan penyaluran bantuan logistik.
Tim menghadapi kendala cuaca yang berubah-ubah dan masih sering turun hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi.
Kebutuhan mendesak saat ini berupa pemenuhan kebutuhan dasar dan permakanan, alat penerangan, serta alat berat untuk membersihkan material longsor. (kartini)