Don't Show Again Yes, I would!

Memahami Perbedaan Penentuan Awal Ramadhan: Lebih Penting “Kenapa” daripada “Apa”

LiteX.co.id, NASIONAL – Perbedaan penentuan awal Ramadhan selalu menjadi topik hangat di Indonesia. Masyarakat dihadapkan pada dua pilihan: mengikuti metode rukyat yang digunakan pemerintah atau metode hisab yang digunakan Muhammadiyah.

Menanggapi hal ini, Ustadz Felix Siauw, seorang ustadz yang belakangan digandrungi banyak anak muda, mengajak masyarakat untuk memahami akar perbedaan tersebut.

“Mengetahui ‘kenapa bisa berbeda’ jauh lebih penting daripada ‘apa perbedaannya’,” kata Ustadz Felix Siauw dalam salah satu live streamingnya. “Dengan memahami akarnya, kita akan lebih bijak dalam menyikapinya.”

Ustadz Felix Siauw menjelaskan bahwa perbedaan merupakan hal yang tidak terhindarkan dalam Islam, bahkan sudah terjadi pada zaman Nabi Muhammad SAW.

“Contohnya, dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda, ‘Janganlah seorang pun shalat Ashar kecuali di Bani Quraizhah.’ Para sahabat menafsirkan hadits ini dengan berbeda,” paparnya.

“Ada yang mengatakan bahwa mereka tidak boleh shalat Ashar sebelum sampai di Bani Quraizhah. Sementara yang lain berpendapat bahwa mereka harus shalat Ashar ketika waktunya tiba, dan Rasulullah SAW hanya ingin mereka tidak berleha-leha,” lanjutnya.

“Meskipun berbeda, Rasulullah SAW meridhoi mereka semua,” tegas Ustadz Felix Siauw.

Lebih lanjut, Ustadz Felix Siauw menjelaskan bahwa perbedaan pendapat dalam Islam dibolehkan ketika dihasilkan oleh para ulama yang kompeten dan berhak menghasilkan hukum, atau yang dikenal dengan mujtahid.

“Rasulullah SAW berkata, ‘Ketika suatu perkara telah diputuskan oleh seorang hakim, maka kalau benar akan mendapat dua pahala, dan kalau salah satu pahala.’ Jadi, tidak ada yang salah, yang ada baik dan lebih baik,” tuturnya.

Ustadz Felix Siauw kemudian menjelaskan perbedaan antara rukyat global, rukyat lokal, dan hisab.

Rukyat Global: Metode ini melihat hilal di seluruh dunia. Jika hilal terlihat di satu tempat, maka Ramadhan dimulai di seluruh dunia.

Rukyat Lokal: Metode ini melihat hilal di setiap negara atau wilayah. Jika hilal terlihat di suatu wilayah, maka Ramadhan dimulai di wilayah tersebut.

Hisab: Metode ini menggunakan perhitungan astronomi untuk menentukan posisi bulan. Dengan metode ini, dapat diprediksi kapan hilal akan terlihat di suatu wilayah.

Ustadz Felix Siauw menegaskan bahwa semua metode tersebut memiliki dasar yang kuat dalam Islam.

“Intinya, secara umum penentuan 1 Ramadhan itu ada 3 pendapat, pertama rukyat global, kedua rukyat lokal dan ketiga hisab,” katanya.

“Jadi semuanya boleh, tidak usah saling menghujat, saling menyalahkan. Ingat ketika suatu pekara telah diputuskan oleh seorang hakim, maka kalau benar akan mendapat 2 pahala, kalau salah 1 pahala. Jadi tidak ada yang salah, yang ada baik dan lebih baik,” pungkas Felix Siauw.(hiyotan)

Share:

Ocha

Seorang pengembang muda yang saat ini tengah mencari peluang kerja di Jepang. Memiliki ketertarikan besar pada dunia teknologi, budaya pop, dan fiksi detektif. Saat tidak sibuk mengotak-atik kode, ia senang membaca novel misteri dan membayangkan diri sebagai “Sherlock Holmes” versi Indonesia. Pecinta musik, terutama karya-karya NewJeans—yang menurutnya, akan selalu abadi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *