LiteX.co.id, PARIMO – Peristiwa naas yang terjadi pada seseorang pendemo bernama Erfaldi (23) yang diduga ditembak oleh oknum aparat keamanan saat sedang bertugas. Kemelut antara pendemo dan aparat Kepolisian di tugu khatulistiwa saat itu hingga satu nyawa kena ‘dor’ dan meninggal di TKP.
Kejadian memiluhkan ini, menjadi perhatian berbagai pihak. Salah satunya seorang pemuda yang berasal dari Bassiang Timur, Dusun Passampa yang tergabung di LBH Sulteng dan LBH Parigi Motong Hasbar Alwi, SH. mendampingi keluarga korban untuk mendapatkan keadilan. Ia tak sendiri, Hasbar bersama dengan beberapa pengacara lainnya yang berjumlah tak sedikit.
“Saya selaku Perwakilan Gabung LBH Sulteng dan LBH Parigi Moutong merupakan Anak Asli Passampa siap pasang dada agar keluarga korban mendapatkan keadilan, ada 30 loyer bersama kami” Ujarnya
Lanjutnya, Kapolda Sulse Irjen Pol. Drs Rudy Sufahriadi buka suara, Minggu (13/2/2022)
Dihadapan para media lokal, ia meminta maaf kepada masyarakat Parimo, terutama kepada keluarga korban ‘tembak’ yang meninggal.
Menurut Irjen Pol. Drs Rudy Sufahriadi mengingat hal ini telah dilakukan tidak sesuai dengan prosedur hukum atau tidak sesuai dengan SOP, maka bersama Kabid Propam, Kabid Humas, Ditreskrimum akan melakukan langkah yang profesional terhadap siapapun yang melakukan pelanggaran yang tidak sesuai dengan Perkap Kapolri.
“Kami akan tangani secara profesional, karena hari ini juga Pak Kapolres dan Dir Intel sedang berada dirumah korban” ujar Kapolda.
Dirinya sangat menyayangkan telah terjadi kejadian seperti ini sambung Kapolda. Namun pihaknya tetap profesional. Siapapun yang bersalah akan dihukum sesuai dengan perkap Kapolri yang berlaku hari ini.
Namun demikian lanjut Kapolda, terhadap penutupan jalan pun, pihaknya juga harus profesional, karena unjuk rasa itu sudah yang ketiga kalinya menutup jalan satu-satunya yaitu jalan provinsi yang dilintasi kendaraan disini dan ini tidak bisa dihindari, kecuali harus dibuka, sebut Kapolda.
Bahkan untuk menetralkan jalur trans Sulawesi saat itu, Kapolres Parimo bahkan sudah menghimbau kepihak pengunjuk rasa sampai empat kali, tapi tetap ditutup dari jam 12.00 Wita sampai jam 24.00 Wita, sehingga dilakukan penindakan.
Kapolda Sulteng sampaikan bahwa pihaknya akan profesional menangani masalah ini, termasuk terhadap yang tertembak dari keluarga yang meninggal dan terhadap siapa yang membawa masyarakat menutup jalan, pungka
Diketahui Peristiwa ini erjadi di Kabupaten Parigi Moutong usai terjadi bentrok antara pengunjuk rasa dan pihak kepolisian. Bentrokan itu pecah pada Sabtu 12 Februari 2022 malam. Dari informasi yang diterima, salah seorang massa aksi meninggal dunia. Diketahui, korban sapaan akrabnya Aldi warga Desa Tada Kecamatan Tinombo Selatan, Kabupaten Parimo Sulawesi Tengah. Aldi meninggal dunia diduga akibat tertembak di bagian dada. Pada peristiwa ini ada 59 warga ditangkap yang turun melakukan aksi menolak tambang.(kartini)