LiteX.co.id, LUWU — Melalui Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Luwu, kembali melakukan inovasi dengan menunjuk desa Paconne sebagai pilot project kampung literasi.
Atas keberhasilan itu, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan, Moh Hasan Sijaya terjun langsung meninjau lokasi kampung literasi Desa Paconne pada Senin, (21/6) siang.
Memasuki gerbang desa, pemandangan asri dengan senyum anak sekolah berbaris melambaikan bendera merah putih, menyambut kunjungan hari ini. Sepanjang jalan, ada pojok baca Dusun Tanete, dusun Paceonne yang menyuguhkan taman bunga serta hidangan ala kampung setempat.
“Ini belum ada komputernya ya? Pak kabid tolong ya dibantu satu komputer, bukunya juga nanti kita tambah,” kata Moh Hasan kala meninjau pojok baca tersebut.
Hasan menambahkan, untuk meningkatkan minat baca warga, pojok baca harus dikemas sebaik mungkin, sehingga pengunjung yang datang dapat menikmati suasana yang ada sembari membaca buku serta literasi lainnya yang disediakan.
Setiba di lokasi utama, Hasan menerima kalung bunga sambutan dari Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Luwu, Rakhmat Arifuddin. Sementara itu pemandangan kampung literasi berpadu objek wisata alam telah disuguhkan, nampak buku telah tersusun rapi. Siap dibaca dengan hembusan angin pantai Paconne.
“Terimakasih kepada para camat dan panitia, saya betul-betul terkesima dengan penyambutan ini, saya jatuh cinta dengan desa Paconne. Setelah komputer tadi, saya tidak tau apa lagi yang bisa saya bantu, nanti pak kabid yang urus nanti ya. Ini adalah kampung literasi grade A se indonesia, bersaing dengan Jogja dan DKI. Terimakasih ibu-ibu yang hadir, Pegiat literasi ini pekerja ikhlas, karena bekerja tanpa bundged,” tambahnya.
Di tempat yang sama, Bunda Literasi Kabupaten Luwu, Hj. Hayarna Hakim mengajak masyarakat paconne dan warga Luwu pada umumnya untuk memanfaatkan fasilitas yang telah disiapkan, bekerja sama dalam meningkatkan minat baca di kabupaten Luwu.
“Saya memberikan apresiasi pada pak desa Paconne atas inovasinya. Meski saya tua saya masih suka membaca, Perpustakaan itu bukan hanya ruang, gedung dan buku, tapi apa yang dibaca itu yang diiplementasikan. Namanya literasi indikatornya banyak diantaranya literasi baca, menulis dan moderen ini ada lagi literasi digital,” mari kita kembangkan,” pungkasnya.
Sementara itu, Bupati Luwu, H Basmin Mattayang berharap kedepannya Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan dapat memberikan bantuan berupa mobil untuk digunakan sebagai perpustakaan berjalanan. Pasalnya kondisi geografis di Luwu memiliki dataran tinggi dan dataran rendah. Dengan adanya perpustakaan keliling, masyarakat Luwu dapat dengan mudah mengakses buku dalam peningkatan literasi.
“Perlu ada perpustakaan keliling karena di Luwu ini terdiri dari dataran rendah dan dataran tinggi. Pesan saya di ahir sambutan ini, kalau mau pintar, meningkatkan literasi kita, kalau ada tulisan dibaca, kalau ada kertas kosong ditulisi,” kata Bupati dua priode tersebut. (echa)