LiteX.co.id, Internasional – Dunia internasional tengah dirundung duka setelah Vatikan secara resmi mengumumkan wafatnya Paus Fransiskus pada Senin (21/04/2025) pukul 07.35 pagi waktu setempat.
Pemimpin tertinggi Gereja Katolik ini menghembuskan napas terakhir di kediamannya di Casa Santa Marta, Vatikan.
Paus Fransiskus, yang memiliki nama lahir Jorge Mario Bergoglio, merupakan Paus pertama yang berasal dari Amerika Latin dan juga Yesuit pertama yang menjabat sebagai Uskup Roma.
Ia menjabat sejak Maret 2013, menggantikan Benediktus XVI yang mengundurkan diri secara sukarela — sesuatu yang belum pernah terjadi dalam hampir enam abad terakhir.
Kardinal Kevin Farrell, selaku camerlengo Vatikan, menyampaikan kabar wafatnya dengan pernyataan penuh emosi.
“Seluruh hidup Paus Fransiskus diabdikan bagi Tuhan dan umat-Nya. Ia adalah teladan kasih dan keberanian yang tak tergoyahkan,” ujarnya.
Kabar duka ini datang hanya sehari setelah perayaan Paskah. Meski dalam kondisi lemah, Paus sempat tampil di balkon Basilika Santo Petrus dengan kursi roda, menyampaikan pesan perdamaian yang dibacakan oleh ajudannya.
Dalam pesan terakhirnya, Paus menekankan pentingnya kebebasan beragama dan mengecam konflik bersenjata, khususnya di Gaza dan Ukraina.
Dentang lonceng kematian dari Basilika Santo Petrus menandai saat duka. Ribuan umat Katolik yang sudah berkumpul di Lapangan Santo Petrus spontan menundukkan kepala, banyak yang menitikkan air mata.
Dari India hingga Denmark, dari Afrika Selatan hingga Brasil, para peziarah menyuarakan rasa kehilangan atas figur religius yang dinilai berhasil membawa gereja ke arah inklusivitas dan kasih universal.
Paus Fransiskus dikenal sebagai figur penuh empati. Ia kerap mengunjungi wilayah konflik dan komunitas marginal. Sikapnya yang terbuka terhadap berbagai kelompok membuatnya dicintai lintas golongan.
Dampak dari wafatnya Paus juga terasa di dunia olahraga. Seluruh pertandingan Liga Italia yang dijadwalkan pada hari yang sama resmi ditunda, sebagai bentuk penghormatan terhadap pemimpin spiritual kelahiran Buenos Aires tersebut.
Ucapan belasungkawa berdatangan dari berbagai pemimpin dunia. Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebut Paus sebagai “sosok rendah hati yang berdiri di sisi kaum rentan”.
Sementara Presiden Rusia Vladimir Putin mengingatnya sebagai “pembela nilai-nilai kemanusiaan”.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky juga menyampaikan rasa kehilangan dan mengenang doa Paus untuk perdamaian di tanah airnya.
Di Indonesia, Menteri Agama Nasaruddin Umar turut mengungkapkan duka mendalam.
Ia mengenang pertemuannya dengan Paus Fransiskus saat kunjungan ke Jakarta tahun lalu, di mana Paus juga menyempatkan diri mengunjungi Masjid Istiqlal.
“Beliau membawa pesan besar tentang kemanusiaan dan kerukunan umat beragama,” ucap Nasaruddin.
Berbeda dari tradisi sebelumnya, Paus Fransiskus sudah merancang prosedur pemakaman yang lebih sederhana. Ia memilih peti mati kayu berlapis seng, menggantikan tradisi tiga peti.
Jenazahnya tidak akan disemayamkan di atas panggung (catafalque), namun tetap dapat dihormati umat secara langsung.
Satu hal yang cukup mengejutkan, jenazah Paus Fransiskus tidak akan dimakamkan di dalam Vatikan, melainkan di Basilika Santa Maria Maggiore di Roma, menjadikannya paus pertama dalam lebih dari 100 tahun yang dimakamkan di luar Vatikan.