Don't Show Again Yes, I would!

Waspada! Kecanduan Media Sosial Ganggu Kualitas Tidur

LiteX.co.id, Ragam – Apa yang biasanya dilakukan kebanyakan orang di malam hari menjelang tidur?

472
Voting Cakada Luwu

Jika Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Luwu dilakukan pada hari ini, manakah yang akan anda pilih.

Apakah mereka mengambil buku untuk dibaca, atau justru memilih menghabiskan waktu dengan menggulir media sosial?

Fakta menunjukkan bahwa banyak orang lebih memilih menghabiskan waktu dengan scrolling ponsel mereka.

Aktivitas ini memang terasa menyenangkan dan tidak membutuhkan banyak usaha.

Namun, di balik kemudahannya, scrolling media sosial sebelum tidur dapat memberikan dampak buruk bagi kesehatan, terutama jika sudah mencapai tingkat kecanduan.

Studi menunjukkan bahwa membaca buku di malam hari jauh lebih bermanfaat dibandingkan scrolling media sosial selama berjam-jam.

Penelitian dari Harvard University mengungkapkan bahwa cahaya biru yang dipancarkan dari layar ponsel merupakan ancaman serius bagi kesehatan mata.

Cahaya ini dapat merusak retina, bagian mata yang bertanggung jawab terhadap penglihatan. Setelah menembus lapisan luar mata, cahaya biru dapat menyebabkan kerusakan permanen pada retina.

Selain itu, menurut Katherine Hall, seorang pakar tidur dari Happy Beds, cahaya biru yang dipancarkan ponsel juga dapat mengganggu ritme sirkadian, atau jam internal tubuh, yang berfungsi mengatur siklus tidur dan bangun seseorang.

Menurut Hall, dampaknya sama dengan menonton televisi sebelum tidur.

“Saat cahaya biru memengaruhi otak, produksi melatonin—hormon yang membantu kita tidur—menurun, dan ini meningkatkan kewaspadaan, sehingga membuat kita sulit tertidur,” jelas Hall.

Konten yang dikonsumsi di media sosial atau televisi sebelum tidur juga berpotensi mengganggu kualitas tidur.

Menonton program yang penuh kekerasan, misalnya, bisa memicu mimpi buruk atau bahkan insomnia.

Jika ingin mendapatkan tidur berkualitas, Katherine Hall menyarankan untuk mematikan layar ponsel setidaknya dua jam sebelum tidur.

“Alih-alih scrolling media sosial, cobalah membaca buku fisik sekitar dua jam sebelum tidur,” tambahnya.

Sony Sherpa, seorang praktisi kesehatan holistik, menjelaskan bahwa membaca buku merupakan metode relaksasi yang sangat efektif. Membaca dapat membantu menenangkan pikiran, terutama jika seseorang merasa cemas atau stres.

“Membaca buku yang bagus dapat membantu kita terlepas dari stres sehari-hari, menurunkan kadar kortisol—hormon stres—serta meningkatkan dopamin dan serotonin, dua hormon kebahagiaan,” jelas Sherpa.

Selain itu, membaca juga dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis.

Menurut Dr. Sherpa, kebiasaan membaca dapat memperkuat jalur saraf, meningkatkan daya ingat, serta mendorong kreativitas.

Bahkan, membaca dapat membantu menjaga ketajaman otak seiring bertambahnya usia.

Kualitas tidur yang baik sangat penting untuk fungsi kognitif. Membaca buku, menurut Katherine Hall, melibatkan berbagai bagian otak secara bersamaan—dari aspek visual, auditori, hingga emosional. “

Proses membaca memperkuat koneksi antara wilayah otak, sehingga ketika kita memerlukan informasi di kemudian hari, kita dapat lebih mudah mengingatnya,” jelasnya.

Jadi, apakah Anda lebih memilih membaca buku atau scrolling media sosial sebelum tidur? Jika Anda ingin menjaga kesehatan fisik dan mental, pilihan terbaik tentu saja membaca buku.

Share:

Ocha

Pegiat teknologi. Saat ini sedang berkuliah di salah satu institut kota malang. memiliki mimpi menjadi seorang full web developer

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *