Don't Show Again Yes, I would!

Buntut Penjualan Menurun, Starbuck Bakal PHK 1.100 Karyawan

Foto: Unsplash

LiteX.co.id, Nasional – Perusahaan raksasa kedai kopi asal Amerika Serikat, Starbucks, mengumumkan langkah strategis besar dengan memangkas 1.100 posisi di tingkat korporat.

Keputusan ini merupakan bagian dari upaya efisiensi dan restrukturisasi perusahaan di tengah penurunan penjualan di pasar utama seperti Amerika Serikat dan China.

CEO Starbucks, Brian Niccol, menyatakan bahwa langkah ini bertujuan untuk menyederhanakan struktur organisasi, menghapus duplikasi peran, serta membentuk tim yang lebih kecil dan gesit.

“Kami ingin meningkatkan akuntabilitas, mengurangi kompleksitas, serta menciptakan integrasi yang lebih baik di seluruh bisnis kami,” ujar Niccol dalam suratnya kepada karyawan.

Walaupun PHK ini cukup besar, Starbucks menegaskan bahwa kebijakan ini tidak akan memengaruhi staf di gerai-gerai Starbucks ataupun investasi yang sudah direncanakan untuk memperpanjang jam operasional.

Selain itu, perusahaan tetap akan merekrut tenaga kerja untuk posisi strategis yang dibutuhkan dalam struktur organisasi baru.

Niccol, yang menjabat sebagai CEO sejak 2024, menghadapi tantangan besar ketika nilai saham Starbucks telah turun hingga 40 persen dari puncaknya pada 2021.

Ia sebelumnya dikenal sukses memimpin pemulihan di Chipotle Mexican Grill dan kini menerapkan strategi serupa di Starbucks, dengan fokus pada efisiensi bisnis serta peningkatan pengalaman pelanggan di toko-toko fisik.

Selain pemangkasan karyawan, Starbucks juga mengumumkan penyederhanaan menu dengan menghapus beberapa varian minuman yang kurang populer, seperti beberapa jenis frappuccino dan cokelat panas putih.

Langkah ini sejalan dengan strategi efisiensi yang lebih luas untuk mengoptimalkan operasional perusahaan.

Menurut laporan tahun 2024, Starbucks memiliki sekitar 211.000 karyawan di Amerika Serikat dan 150.000 lainnya tersebar di seluruh dunia.

Langkah PHK terbaru ini dinilai cukup signifikan dibandingkan dengan pemangkasan 350 karyawan pada 2018 di bawah kepemimpinan CEO saat itu, Kevin Johnson.

Keputusan ini mendapat perhatian dari para analis, termasuk Jim Sanderson dari NorthCoast Research, yang menilai bahwa langkah perampingan ini bisa berdampak signifikan terhadap strategi jangka panjang Starbucks.

Meski demikian, sejak Niccol mengambil alih kepemimpinan enam bulan lalu, saham perusahaan telah mengalami pemulihan dengan kenaikan lebih dari 22 persen.

Dengan langkah efisiensi yang agresif, Starbucks berharap bisa membangun kembali momentum bisnisnya dan mengembalikan daya saingnya di industri kopi global.

Share:

Ocha

Pengangguran dadakan yang lagi nyari kerja di Jepang. Mimpi jadi karyawan kantoran ala anime sambil ngejar deadline. Kalau lagi nggak sibuk ngoding, pasti lagi baca novel detektif sambil ngebayangin jadi Sherlock Holmes versi Indonesia. Oh iya, NewJeans Never Die

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *