Don't Show Again Yes, I would!

Cahaya Ramadhan: Akhir Ramadhan dan Rasa Kehilangan

Foto: Pixabay

LiteX.co.id, Religi – Ramadhan, bulan yang dinanti-nantikan oleh umat Islam, selalu membawa cahaya keberkahan, rahmat, dan ampunan.

Namun, seiring berjalannya waktu, kita kini berada di penghujung Ramadhan.

Perasaan haru dan kehilangan menyelimuti hati banyak orang, mengingat betapa istimewanya bulan ini dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Rasulullah SAW dan para sahabatnya merasakan kesedihan mendalam saat Ramadhan berakhir.

Dikisahkan bahwa ketika malam terakhir Ramadhan tiba, langit, bumi, dan para malaikat menangis karena musibah yang menimpa umat Muhammad SAW.

Para sahabat bertanya, “Musibah apa itu, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Perginya bulan Ramadhan, karena di bulan itu semua doa dikabulkan, sedekah diterima, kebaikan dilipatgandakan, dan azab Allah dijauhkan.”1

Kesedihan ini bukan tanpa alasan. Ramadhan menawarkan berbagai keutamaan yang tidak ditemukan di bulan lainnya.

Pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu.

Amal ibadah dilipatgandakan pahalanya, dan malam Lailatul Qadar yang lebih baik dari seribu bulan hadir di dalamnya.

Kehilangan kesempatan emas ini tentu menjadi alasan bagi orang-orang beriman untuk merasa pilu.

Sayyidina Ali bin Abi Thalib RA pernah menunjukkan rasa sedihnya di penghujung Ramadhan.

Dikisahkan, usai salat Ashar, beliau tampak murung karena menyadari Ramadhan akan segera berakhir.

Beliau kemudian mengajak keluarganya untuk mensedekahkan simpanan pangan mereka kepada fakir miskin sebagai bentuk syukur dan upaya meraih keberkahan di sisa Ramadhan.2

Para ulama salaf juga merasakan hal yang sama. Mereka berdoa selama enam bulan agar dipertemukan kembali dengan Ramadhan, dan enam bulan berikutnya agar amal ibadah mereka selama Ramadhan diterima oleh Allah SWT. 3

Ini menunjukkan betapa besar kecintaan dan penghargaan mereka terhadap bulan suci ini.

Namun, di tengah kesedihan ini, terdapat harapan dan doa agar Allah SWT menerima segala amal ibadah yang telah dilakukan selama Ramadhan.

Selain itu, momen ini juga menjadi refleksi bagi setiap individu untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas ibadah di bulan-bulan berikutnya, menjadikan spirit Ramadhan sebagai pendorong kebaikan sepanjang tahun.

  1. kumparan.com ↩︎
  2. kemenag.go.id ↩︎
  3. pwmu.co ↩︎
Share:

Ocha

Pengangguran dadakan yang lagi nyari kerja di Jepang. Mimpi jadi karyawan kantoran ala anime sambil ngejar deadline. Kalau lagi nggak sibuk ngoding, pasti lagi baca novel detektif sambil ngebayangin jadi Sherlock Holmes versi Indonesia. Oh iya, NewJeans Never Die

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *