Don't Show Again Yes, I would!

Aksi Unjuk Rasa di DPRD Palopo Ricuh, Dipicu Ucapan Tak Pantas

LiteX.co.id, Palopo – Aksi unjuk rasa yang digelar oleh Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Palopo dalam rangka memperingati Hari Buruh Nasional 2025 berujung ricuh. Insiden terjadi di kantor DPRD Kota Palopo, Jumat (2/5/2025), saat perwakilan massa tengah berdialog dengan sejumlah anggota dewan.

Kericuhan dipicu oleh dugaan kesalahpahaman atas pernyataan salah satu peserta aksi yang dinilai mengandung kalimat tidak pantas. Situasi memanas saat dialog berlangsung di ruang sidang DPRD. Dalam perdebatan mengenai kinerja legislatif, salah satu mahasiswa menyampaikan kritik dengan nada ironi, yang kemudian menyulut emosi beberapa anggota dewan.

Ketua DPRD Kota Palopo, Darwis, secara spontan menghampiri mahasiswa tersebut dan dengan nada tinggi menggebrak meja sambil menunjuk dadanya. Aksi saling tunjuk pun tak terhindarkan antara kedua belah pihak, sebelum akhirnya diamankan oleh aparat keamanan.

Dalam keterangan resminya, PC PMII Kota Palopo menyampaikan bahwa aksi tersebut membawa lima tuntutan utama, yakni: penghapusan sistem outsourcing, pembentukan Satgas PHK, percepatan pengesahan RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga, perlindungan masyarakat adat serta perampasan aset, dan evaluasi program makan bergizi gratis. Selain itu, mereka juga menyoroti penegakan supremasi hukum di Kota Palopo.

Koordinator lapangan, Muh. Dirga Saputra, menyatakan bahwa tuntutan tersebut merupakan hasil kajian internal organisasi dan mencerminkan komitmen PMII untuk terus berpihak pada rakyat yang memperjuangkan keadilan dan kesejahteraan.

Terkait insiden dalam forum audiensi, PMII dalam konferensi pers-nya menegaskan bahwa pernyataan kadernya bersifat umum dan ditujukan kepada DPRD secara kelembagaan, bukan secara personal.

Sementara itu, Ketua DPRD Palopo, Darwis, saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon membenarkan insiden tersebut. Ia mengaku emosinya tersulut setelah mendengar salah satu peserta aksi mengucapkan kalimat “the fuck” yang dinilainya sangat tidak sopan.

“Padahal kami sudah menerima mereka dengan baik dan audiensi berjalan lancar. Kami bahkan sudah menyepakati beberapa rekomendasi atas tuntutan mereka. Tapi tiba-tiba ada yang berbicara dan mengucapkan kalimat tidak senonoh seperti itu. Tentu saya tersinggung,” ungkap legislator dari Partai NasDem tersebut.

Usai kejadian, massa aksi memilih keluar dari ruangan. Situasi kembali kondusif setelah pihak keamanan melakukan pengamanan di lokasi. (kartini echa)

Share:

Ocha

Pengangguran dadakan yang lagi nyari kerja di Jepang. Mimpi jadi karyawan kantoran ala anime sambil ngejar deadline. Kalau lagi nggak sibuk ngoding, pasti lagi baca novel detektif sambil ngebayangin jadi Sherlock Holmes versi Indonesia. Oh iya, NewJeans Never Die

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *