Don't Show Again Yes, I would!

Demo Tolak Kenaikan Harga BBM di Makassar Berujung Bentrok, Mobil dan Brikade Polisi Dilempari Bom Molotov

Litex.co.id, MAKASSAR – Aksi demo di Makassar, Sulawesi Selatan, menolak kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) berakhir bentrok dengan warga.
Bentrokan terjadi sekitar pukul 20.00 Wita tadi malam, terlihat mobil water cannon dan brikade polisi dilempari bom molotov. Bentrokan antara warga dan mahasiswa ini dipicu jalan utama di Kota Makassar yang merupakan jalan Trans Sulsel diblokade Mahasiswa. Senin (05/08).

Selain memblokade jalan utama, Mahasiswa yang meminta pemerintah membatalkan kenaikan harga BBM
mereka juga memblokir sejumlah titik dengan membentangkan bambu di tengah jalan dan membakar ban bekas. Mahasiswa yang melakukan demo dari Universitas Muslim Indonesia (UMI) dan mahasiswa Universitas Negeri Makassar (UNM) di depan kampusnya di Jl AP Pettarani.

Selain Jalan AP Pettarani, mahasiswa juga memblokade Jalan Sultan Alauddin, depan kampus UIN Alauddin, Jalan Urip Sumohardjo, depan Kantor DPRD Sulsel, Jalan Perintis Kemerdekaan, Jalan Bung, Jalan Sultan Alauddin, depan kampus Unismuh Makassar, Jalan Bontolempangan, dan pertigaan Jalan Sulatan Alauddin- Jalan AP. Pettarani

Dari pantauan media mahasiswa dan warga terlibat saling serang menggunakan batu, balok kayu, panah dan bom molotov. Aparat kepolisian yang berpakaian preman berpatroli mengunakan motor di sekitar kampus UNM. Nampak salah seorang mahasiswa yang diduga terlibat bentrokan diamankan polisi. Mujur, dalam bentrokan ini, tidak ada korban jiwa maupun luka dari kelompok mahasiswa maupun warga.

Dilansir dari Tempo.com, Baso Ramadhan, mahasiswa Universitas Negeri Makassar (UNM) mengatakan kenaikan harga BBM merupakan masalah bagi masyarakat, karena berdampak dengan kenaikan harga bahan pokok.
“Beberapa bulan lalu pemerintah naikkan harga BBM. Ini adalah rekayasa pemerintah yang tak memikirkan rakyatnya,” kata Baso saat orasi di depan kampus UNM, Jalan Andi Pangeran Pettarani, Senin 5 September 2022.

Menurut dia, saat ini rakyat menderita akibat kenaikan BBM. Oleh sebab itu, ia mengajak seluruh mahasiswa untuk bersuara agar rezim ini bisa ditumbangkan. “Mari bangkitkan semangat, kita gaungkan dan tumbangkan rezim ini.”

Mahasiswa menilai roda pemerintahan belum dijalankan dengan baik, tidak berorientasi terhadap kesejahteraan rakyat. Seharusnya perekonomian diselenggarakan berdasarkan asas demokrasi dengan prinsip kebersamaan dan keadilan. Saat ini, kata Baso, rakyat tengah berusaha mati-matian untuk memulihkan ekonomi pasca pandemi Covid-19.

Mahasiswa menilai kenaikan harga BBM bersubsidi merupakan tamparan keras bagi rakyat yang berdampak pada naiknya angka kemiskinan. (*)

Share:

Ocha

Pengangguran dadakan yang lagi nyari kerja di Jepang. Mimpi jadi karyawan kantoran ala anime sambil ngejar deadline. Kalau lagi nggak sibuk ngoding, pasti lagi baca novel detektif sambil ngebayangin jadi Sherlock Holmes versi Indonesia. Oh iya, NewJeans Never Die

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *