Don't Show Again Yes, I would!

Habiskan Anggaran Ratusan Juta, Program PAMSIMAS HID di Bassiang Timur Gagal

Table of contents: [Hide] [Show]

Penegak Hukum Diharap Turun Tangan

LiteX.co.id, LUWU – Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat, atau dikenal dengan sebutan PAMSIMAS, Hibah Insentif Desa (HID) khususnya di Desa Bassiang Timur, Kecamatan Ponrang Selatan, Kabupaten Luwu, tahun 2021 dianggap gagal, anggaran Negara Rp245 juta habis percuma.

Pembangunan sarana program PAMSIMAS HID Tahun 2021 itu sudah selesai dilakukan, sayangnya bagunannya mubassir, karena tidak dapat dimanfaatkan oleh warga sekitar. Penegak hukum baik dari kepolisian maupun kejaksaan diharapkan turun melihat kondisi ini.

Bantuan pemerintah senilai Rp 245 juta itu sudah digunakan dalam bentuk pembuatan sumur bor, bangunan tower (menara air) dan jaringan pipa di beberapa bagian, tapi air dari sumur bornya keruh bahkan terkadang berlumpur. Selain itu memang belum ada pengadaan sambungan rumah (SR).

Saat dikonfimasi, pendamping Kabupaten Program PAMSIMAS HID, Hasyim mengatakan, dirinya selama ini tidak lagi mengetahui masalah yang terjadi karena menurutya hal ini sudah pernah disampaikan agar segera membenahi bagian yang membuat air keruh dan tak layak pakai namun dari pihak-pihak yang bertanggung jawab seolah tidak peduli.,” sebenarnya itu dulu yang saya geolistrik memang bukan di situ lokasinya, tapi entah kenapa kepala desa memindahkan di lokasi yang sekarang, saya dulu geolistriknya di Passampa tapi tiba-tiba dibangun di Dusun Bassiang,”ungkapnya via telpon sembari mengatakan akan berkoordinasi kembali dengan pengurus KPSPAMS.

Dalam survei lokasi tersebut dilaksanakan pendeteksian potensi air tanah dengan metode geolistrik.
Metode geolistrik dipakai karena dianggap sebagai salah satu cara penyelidikan langsung di lapangan yang paling mudah dan cukup efektif untuk penelitian potensi air tanah adalah dengan metode survei geolistrik.

Metode ini digunakan untuk mendeteksi tahanan jenis batuan di bawah permukaan tanah dengan alat resistivity meter. Dari nilai parameter terlihat mana yang menghantarkan listrik paling baik dan mana yang tidak. Penghantar listrik yang paling baik diindikasikan sebagai air. Survei geolistrik akan memperoleh data yang dapat digunakan untuk mengambil keputusan dimana titik lokasi pengeboran sumur dilakukan.

Sementara Kepala Desa Bassiang Timur, Sukirman saat dikonfirmasi Via Whatshaap, ia juga mengelak, menurutnya PAMSIMAS HID tahun 2021, ia sama sekali tidak terlibat, hanya mengetahui bahwa ada program itu masuk ke desa,” saya tidak paham itu karena saya tidak terlibat, saya hanya tahu pada saat mau masuk,” ungkapnya.

Pernyataan Kepala Desa Bassiang Timur ini bertentangan dengan apa yang dikatakan salah seorang mantan pekerja pemasangan pipa di jalan samping rumah warga,” pak desa yang waktu itu awasi kami pasang pipa,”ungkap seseorang yang enggan namanya ditulis.

Sukirman mengatakan ketua dari kegiatan itu bernama Juardi, sampai saat ini Juardi tidak bisa dihubungi. Warga tidak mempermasalahkan lokasi berbeda antara yang sudah Digeolistrik dan pembangunan PAMSIMAS ini, yang terpenting bagi warga airnya bisa mengalir dan layak pakai.

Kabid Cifta Karya PUPR Luwu, Raden Dhani Mahendra, mengatakan program PANSIMAS HID tahun 2021 itu memang bukan anggaran APBD tapi dari APBN diperkirakan anggarannya antara Rp200-300 Juta.”bukan program kami itu dek tapi anggaran provinsi atau pusat,”ungkapnya. (kartini)

Share:

Ocha

Pengangguran dadakan yang lagi nyari kerja di Jepang. Mimpi jadi karyawan kantoran ala anime sambil ngejar deadline. Kalau lagi nggak sibuk ngoding, pasti lagi baca novel detektif sambil ngebayangin jadi Sherlock Holmes versi Indonesia. Oh iya, NewJeans Never Die

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *