Don't Show Again Yes, I would!

Marak Jual Beli Organ Tubuh Secara Online

LiteX.co.id, SULSEL – Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman, secara tegas menginstruksikan seluruh dinas pendidikan di Sulawesi Selatan memperketat penjagaan siswa di area sekolah. Hal ini imbas dari kasus penculikan anak belum lama ini di Makassar. Karena teriming-iming jual beli organ tubuh online yang bernilai milyaran.

“Saya intruksikan seluruh dinas pendidikan, utamanya kepala sekolah memperketat pengawasan lingkungan bagi para siswa,” tegasnya, ” ungkapnya.

Baru saja kasus penculikan anak di Gunung Sari, kini kasus penculikan anak kembali terjadi. Kali ini, seorang remaja di Makassar menculik anak 11 tahun.

Pelaku melakukan penculikan terhadap MFS karena tergiur uang 1,2 miliar dari tawaran jual-beli ginjal di media sosial, akhirnya anak kelas 5 SD, warga Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan diculik lalu dibunuh dan mayatnya dibuang.

Pelaku merupakan 2 orang remaja yakni AD (17) dan MF (14). Ironisnya, video pendek detik-detik korban diculik pun bermunculan di media sosial.

  1. Pelaku Membuang Jasad
    Usai menculik korban, pelaku membuang jasad anak 11 tahun tersebut di Inspeksi Pam Timur Waduk Nipa-Nipa, Moncongleo, Kabupaten Maros.

Informasi ini pun dibenarkan oleh Kapolsek Panakkukang, Kompol Abdul Azis. Menurutnya, jenazah korban ditemukan dalam keadaan terikat dan terbungkus plastik.

  1. Ingin Menjual Organ Tubuh
    Kedua pelaku mengaku menculik dan membunuh korban karena terobsesi dengan situs jual beli organ tubuh manusia yang diketahui menawarkan harga sangat tinggi.

Mereka menemukan situs ini lewat pencarian online di aplikasi Yandex asal Rusia. Dalam situs tersebut mereka ditawari harga jutaan dollar.

3.Pembunuhan Direncanakan
AD mengaku bahwa penculikan hingga pembunuhan ini sudah direncanakan.

AD datang dengan menggunakan sepeda motor ke salah satu mini market di Jalan Batua Raya, Kota Makassar, untuk menculik korban MFS.

AD kemudian mengajak korban untuk membantunya membersihkan rumah dengan imbalan Rp50.000. MFS langsung bersedia ikut ke rumah AD.

Setibanya di rumah AD, MFS diminta menunggu sambil menonton di laptop. Pelaku membunuh MFS dengan mencekik dari belakang.

Kemudian membenturkan kepala korban ke tembok sebanyak 5 kali hingga meninggal.

Setelah korban meninggal, pelaku mengikat tali dan memasukkannya ke kantong plastik berwarna hitam. Bingung hendak berbuat apa, elaku lalu membuang mayat korban ke Inspeksi Pam Timur Waduk Nipa-Nipa, Moncongleo, Kabupaten Maros.

  1. Korban Dilaporkan Hilang
    Sebelumnya, MFS sudah dilaporkan hingga sejak Minggu, 8 Januari 2023 oleh orang tuanya. Polisi kemudian menyelidiki kejadian tersebut.

Dari hasil pemeriksaan saksi dan CCTV ditemukan MFS diculik menggunakan sepeda motor di depan salah satu mini market.
Berselang 2 hari, akhirnya MFS ditemukan, tapi dalam kondisi tidak bernyawa. Kedua kaki dan tangan MFS diikat dan kemudian dimasukkan ke dalam kantong plastik hitam.

Ratusan orang yang geram terhadap pelaku penculikan dan pembunuhan bocah 11 tahun, AD (17) dan MF (14) langsung mendatangi rumah dan melakukan perusakan, Selasa (10/1/2023).

Massa menyerbu rumah tersangka AD di Jl Batua Raya dan melakukan perusakan. Seluruh dinding rumah kayu berlantai 2 milik orang tua AD dibongkar. Di rumah tersebut, massa tidak lagi mendapati keluarga AD, yang telah meninggalkan rumah takut akan amukan keluarga korban.

Setelah membongkar rumah pelaku AD, massa kemudian menuju ke rumah MF di Jl Borong Raya. Rumah MF berdiam di lahan milik Kodam XIV Hasanuddin ini terbuat dari bahan kayu juga ikut dirusak massa.

Sebelumnya telah diberitakan, kasus hilangnya MFS (11) akhirnya terungkap. Korban ternyata diculik dan ditemukan tewas mengenaskan di kolom jembatan, Inspeksi Pam Timur Waduk Nipa-nipa, Moncongloe, Kabupaten Maros, Selasa (10/1/2023) dini hari.

MFS ditemukan dalam kondisi kedua kaki dan tangan terikat dan terbungkus kantong plastik. Di mana korban sebelumnya dilaporkan hilang sejak Minggu (8/1/2023).

Dari rekaman CCTV, korban diajak oleh pelaku pergi membantu membersihkan rumah dengan iming-iming uang Rp 50.000 di depan Indomaret, Jalan Batua Raya.

Namun setelah ikut pelaku yang mengendarai motor, korban tak kunjung pulang ke rumahnya hingga ditemukan tewas.

Kepolisian Indonesia mengatakan kasus ini tidak terkait jaringan jual-beli organ tubuh. Namun sorang ahli kesehatan masyarakat menyebut, tawar menawar ginjal di media sosial bisa berpotensi menjadi pintu masuk sindikat perdagangan orang.

Sementara Ikatan Dokter Indonesia, mengatakan sanksi berlapis bagi tenaga kesehatan yang terlibat operasi transplantasi ilegal.

Pada Jumat (13/01), Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengatakan telah memblokir sebanyak tujuh laman jual-beli organ tubuh menindaklanjuti permintaan Polri.

Laman itu diblokir dengan dasar UU nomor 19 tahun 2016 pasal 40 (2a) dan (2b) tentang Informasi dan Transaksi Elektronik memastikan ketiganya tidak lagi dapat diakses oleh masyarakat luas.

Dasar hukum lainnya yang menguatkan penutupan akses ke situs-situs tersebut ialah UndangUndang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 192 jo Pasal 64 ayat (3) membahas mengenai pelanggaran terkait penjualan organ tubuh manusia. (redaksi)

Share:

Ocha

Seorang pengembang muda yang saat ini tengah mencari peluang kerja di Jepang. Memiliki ketertarikan besar pada dunia teknologi, budaya pop, dan fiksi detektif. Saat tidak sibuk mengotak-atik kode, ia senang membaca novel misteri dan membayangkan diri sebagai “Sherlock Holmes” versi Indonesia. Pecinta musik, terutama karya-karya NewJeans—yang menurutnya, akan selalu abadi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *