LiteX.co.id, Nasional – Tahun 2024 menandai babak baru dalam sejarah kepemimpinan Indonesia dengan terpilihnya Prabowo Subianto sebagai presiden.
Momentum ini menghadirkan kembali sosok berlatar belakang militer ke kursi kepresidenan, setelah sebelumnya negeri ini dipimpin oleh presiden dari kalangan sipil, Joko Widodo.
Dalam perjalanan sejarahnya, Indonesia telah mengalami dinamika kepemimpinan yang menarik antara pemimpin sipil dan militer.
UUD 1945 Pasal 10 memberikan kewenangan penuh kepada Presiden sebagai Panglima Tertinggi atas ketiga matra TNI, menegaskan posisi strategis presiden dalam kendali militer negara.
Era Orde Baru di bawah kepemimpinan Soeharto, seorang Jenderal TNI AD, menjadi periode terpanjang kekuasaan militer.
Selama 32 tahun, Soeharto membangun fondasi ekonomi dengan pendekatan yang mengedepankan stabilitas, meski dengan catatan sistem yang cenderung otoriter.
Pasca reformasi, Indonesia mengalami transisi kepemimpinan yang beragam.
Dimulai dari teknokrat B.J. Habibie, dilanjutkan pemimpin pluralis Gus Dur, hingga hadirnya presiden perempuan pertama, Megawati Soekarnoputri.
Masing-masing membawa warna dan pendekatan berbeda dalam memimpin bangsa.
Tahun 2004 menjadi titik balik dengan terpilihnya Susilo Bambang Yudhoyono, yang membuktikan bahwa latar belakang militer bisa berpadu dengan nilai-nilai demokrasi.
SBY berhasil memimpin dua periode dengan fokus pada stabilitas keamanan dan reformasi ekonomi.
Era Joko Widodo (2014-2024) memberikan nuansa berbeda dengan latar belakang pengusaha dan birokrat sipilnya.
Fokusnya pada pembangunan infrastruktur dan peningkatan kesejahteraan rakyat menandai era baru kepemimpinan yang lebih pragmatis.
Kini, dengan terpilihnya Prabowo Subianto, mantan Komandan Kopassus dan Panglima Kostrad, Indonesia kembali memasuki era kepemimpinan militer.
Tantangan terbesar Prabowo adalah bagaimana menyeimbangkan pengalaman militernya dengan tuntutan demokrasi modern, serta memenuhi harapan masyarakat akan kepemimpinan yang kuat namun tetap demokratis.
Perjalanan sejarah menunjukkan bahwa keberhasilan seorang pemimpin tidak semata ditentukan oleh latar belakangnya, melainkan kemampuannya dalam memahami dan menjawab kebutuhan rakyat.
Prabowo kini berdiri di persimpangan sejarah, membawa tanggung jawab besar untuk melanjutkan pembangunan Indonesia dengan gaya kepemimpinannya sendiri.
Sumber: CNBC