LiteX.co.id, Makassar – Peredaran uang palsu yang diduga melibatkan oknum Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar menjadi isu besar yang memengaruhi berbagai aspek, termasuk perekonomian dan dunia pendidikan.
Pengamat Ekonomi Universitas Hasanuddin, Dr. Anas Iswanto Anwar, menyebutkan bahwa peredaran uang palsu ini berpotensi membahayakan stabilitas ekonomi jika tidak segera diatasi.
“Sangat berbahaya jika lambat diatasi. Ketakutan masyarakat untuk bertransaksi tunai bisa menurunkan konsumsi, yang berdampak langsung pada perekonomian,” jelasnya, Rabu (18/12/2024).
Menurut Anas, Bank Indonesia (BI) perlu segera turun tangan untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat melalui sosialisasi dan edukasi, sembari memastikan tindakan kepolisian menghentikan peredaran uang palsu.
Di sisi lain, peredaran uang palsu dapat menyebabkan masyarakat menahan konsumsi, yang berimbas pada turunnya permintaan barang dan jasa. Hal ini, menurutnya, dapat memicu pemutusan hubungan kerja (PHK) di berbagai sektor industri.
Kasus ini juga mengguncang dunia akademik di UIN Alauddin. Polisi menetapkan Andi Ibrahim, Kepala Perpustakaan UIN, sebagai dalang utama di balik jaringan produksi uang palsu. Ia ditangkap atas dugaan memproduksi uang palsu senilai Rp2 miliar yang telah beredar di Sulsel dan Sulbar.
Pabrik uang palsu ditemukan di lantai tiga Perpustakaan UIN Alauddin. Polisi menyita uang palsu senilai Rp446,7 juta dalam pecahan Rp100 ribu dari lokasi tersebut.
Atas perbuatannya, Andi Ibrahim dinonaktifkan dari jabatannya. Wakil Rektor III UIN Alauddin, Prof. Muhammad Khalifah Mustamin, menyampaikan bahwa kampus akan mendukung sepenuhnya langkah kepolisian untuk menyelesaikan kasus ini.
“Kami koperatif mendukung kinerja polisi agar kasus ini diselesaikan hingga tuntas. Bukan hanya warga UIN Alauddin, masyarakat luas juga dirugikan oleh perilaku ini,” tegasnya.
Pihak kampus mengaku mengetahui kasus ini setelah viral di media sosial dan berkomitmen mengambil langkah serius untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.(miu)