Don't Show Again Yes, I would!

Setelah Teror Kepala Babi, Kantor Redaksi Tempo Kembali Diteror Bangkai Tikus

Paket kiriman bangkai tikus ke kantor Majalah Tempo Sabtu (22/3/2025) (Sumber: Tempo -)

LiteX.co.id, Jakarta – Kantor redaksi Tempo di Jakarta kembali menjadi sasaran teror.

Kali ini, enam bangkai tikus tanpa kepala ditemukan dalam kardus berbalut kertas kado bermotif bunga, dilemparkan oleh orang tak dikenal pada Sabtu (22/3) dini hari.

Petugas kebersihan yang menemukan paket tersebut melaporkannya kepada pihak keamanan, yang segera melibatkan kepolisian untuk penyelidikan.

Peristiwa ini memperparah deretan ancaman terhadap Tempo. Hanya dua hari sebelumnya, seorang jurnalis politik Tempo, Francisca Christy Rosana, menerima paket berisi kepala babi tanpa telinga.

Ancaman ini memicu kekhawatiran mendalam atas keamanan para jurnalis di Indonesia.

Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia, Nany Afrida, menyatakan bahwa kekerasan terhadap jurnalis terus meningkat.

Pada 2023, terdapat 101 kasus kekerasan, sementara pada 2024, sudah tercatat 73 insiden. Namun, mayoritas pelaku belum tertangkap, memperlihatkan lemahnya perlindungan hukum terhadap insan pers.

Dewan Pers juga mengutuk keras aksi teror ini. Ketua Dewan Pers, Ninik Rahayu, menegaskan bahwa intimidasi semacam ini bertujuan membungkam suara kritis media. Ia meminta kepolisian segera mengusut kasus tersebut secara transparan.

Sejumlah pakar menilai bahwa metode teror menggunakan bangkai hewan memiliki simbolisasi kuat, mengirimkan pesan ancaman secara psikologis.

Menurut antropolog Geger Riyanto, penggunaan kepala babi atau bangkai tikus menciptakan rasa takut sekaligus menyiratkan ancaman fisik.

Sementara itu, Komite Keselamatan Jurnalis (KKJ) telah memberikan perlindungan kepada Francisca dengan menempatkannya di lokasi aman.

Mereka juga menyerukan solidaritas terhadap para jurnalis yang terus menghadapi ancaman.

Pemimpin Redaksi Tempo, Setri Yasra, menegaskan bahwa Tempo tidak akan gentar menghadapi teror semacam ini.

“Jika tujuan mereka adalah menakuti kami, maka mereka gagal,” ujar Setri.

Kasus ini telah dilaporkan ke Bareskrim Polri. Masyarakat menantikan hasil investigasi yang diharapkan mampu mengungkap pelaku dan motif di balik rentetan teror ini.

Share:

Ocha

Pengangguran dadakan yang lagi nyari kerja di Jepang. Mimpi jadi karyawan kantoran ala anime sambil ngejar deadline. Kalau lagi nggak sibuk ngoding, pasti lagi baca novel detektif sambil ngebayangin jadi Sherlock Holmes versi Indonesia. Oh iya, NewJeans Never Die

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *