Don't Show Again Yes, I would!

Cahaya Ramadhan: Melatih Anak Berpuasa di Bulan Ramadhan

Foto: Unsplash

LiteX.co.id, Religi – Puasa Ramadhan merupakan salah satu rukun Islam yang diwajibkan bagi setiap Muslim dewasa.

Namun, tradisi melatih anak-anak untuk berpuasa telah dilakukan sejak masa Nabi Muhammad SAW.

Para sahabat Nabi memiliki metode khusus dalam membiasakan anak-anak mereka menjalankan ibadah puasa, meskipun belum diwajibkan secara syariat.

Salah satu contoh praktik tersebut diriwayatkan oleh Rubayyi’ binti Mu’awwidz.

Ia menceritakan bahwa pada hari Asyura, Nabi Muhammad SAW mengirim utusan ke perkampungan Anshar untuk mengumumkan agar siapa yang telah berpuasa melanjutkan puasanya, dan yang belum agar menahan diri hingga malam.

Rubayyi’ menambahkan bahwa mereka, para wanita, juga melatih anak-anak mereka berpuasa.

Jika anak-anak menangis karena lapar, mereka diberikan mainan dari wol untuk mengalihkan perhatian hingga waktu berbuka tiba.1

Metode ini menunjukkan pendekatan lembut dan penuh pengertian dalam melatih anak berpuasa. Alih-alih memaksa, para sahabat mengalihkan perhatian anak-anak dengan mainan, sehingga mereka dapat menyelesaikan puasa tanpa merasa tertekan.

Pendekatan ini sejalan dengan prinsip bahwa anak-anak belum diwajibkan berpuasa, namun pembiasaan sejak dini penting untuk membentuk karakter dan ketaatan mereka di masa dewasa.

Selain itu, pentingnya keteladanan dari orang tua juga ditekankan. Anak-anak cenderung meniru apa yang dilakukan oleh orang tua mereka.

Dengan melihat orang tua berpuasa dan menjalankan ibadah dengan konsisten, anak-anak akan termotivasi untuk mengikuti.

Oleh karena itu, memberikan contoh nyata dalam beribadah menjadi kunci dalam pendidikan spiritual anak.

Dalam konteks modern, metode-metode ini masih relevan.

Orang tua dapat melatih anak-anak berpuasa secara bertahap, misalnya dengan puasa setengah hari terlebih dahulu, kemudian meningkat sesuai dengan kemampuan anak.

Pemberian penghargaan atau pujian atas usaha mereka juga dapat menjadi motivasi tambahan.

Yang terpenting, pendekatan yang digunakan haruslah penuh kasih sayang dan disesuaikan dengan kondisi fisik serta psikologis anak.

  1. nu.or.id ↩︎
Share:

Ocha

Pengangguran dadakan yang lagi nyari kerja di Jepang. Mimpi jadi karyawan kantoran ala anime sambil ngejar deadline. Kalau lagi nggak sibuk ngoding, pasti lagi baca novel detektif sambil ngebayangin jadi Sherlock Holmes versi Indonesia. Oh iya, NewJeans Never Die

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *