Don't Show Again Yes, I would!

Dari Fanbase ke Barikade, Wota JKT48 Ikut Demo Tolak UU TNI

Foto: Antara

LiteX.co.id, Jakarta – Gelombang aksi penolakan terhadap Undang-Undang Tentara Nasional Indonesia (UU TNI) terus berlanjut.

Pada Kamis (27/3/2025), ribuan massa kembali turun ke jalan, mengepung Gedung DPR RI di Jakarta Pusat.

Aksi ini diikuti berbagai elemen masyarakat, termasuk komunitas penggemar grup idola JKT48 yang dikenal sebagai Wota.

Sejumlah Wota menyatakan keprihatinan mereka terhadap dampak yang mungkin timbul akibat pengesahan UU TNI.

Salah satu peserta aksi, Nett, mengungkapkan bahwa keputusan ini berpotensi menghambat peluang kerja bagi warga Indonesia, terutama mereka yang bekerja di luar negeri.

“Kami khawatir Indonesia akan dianggap sebagai negara dengan sistem militer yang dominan (military-driven country). Beberapa negara, seperti Korea Selatan, sudah mulai menolak pekerja dari negara yang dianggap seperti itu,” ujar Nett di depan Gedung DPR RI.

Wota—penggemar JKT48— bernama Nett turut mengikuti aksi tolak Undang-Undang (UU) Tentara Nasional Indonesia (TNI) di depan Gedung DPR/MPR RI, Gelora, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (27/3/2025). (KOMPAS.com/BAHARUDIN AL FARISI)

Nett menuturkan bahwa salah satu rekannya yang bekerja di luar negeri terpaksa kehilangan pekerjaannya setelah UU TNI disahkan.

Keputusan ini dinilai membuat beberapa perusahaan asing ragu mempekerjakan tenaga kerja asal Indonesia.

“Kami tidak mau masa depan kami yang sudah kami bangun hancur hanya karena kebijakan yang tidak melibatkan suara kami,” tambahnya.

Selain itu, beberapa pekerja remote di Indonesia yang bekerja untuk perusahaan asing juga dikabarkan mengalami pemutusan hubungan kerja (layoff).

Hal ini terjadi setelah adanya kekhawatiran bahwa Indonesia bisa menjadi negara yang lebih dikendalikan oleh militer.

Aksi penolakan UU TNI tidak hanya diikuti oleh Wota, tetapi juga oleh mahasiswa dan koalisi masyarakat sipil.

Mereka mengecam aturan baru yang dinilai bisa membuka peluang kembalinya dwifungsi militer, seperti yang terjadi pada era Orde Baru.

Beberapa demonstran membawa poster bernada kritik terhadap pemerintah.

Salah satu poster yang menarik perhatian menampilkan gambar Presiden Prabowo Subianto dengan tulisan, “Kalau rindu mertua, cukup kirim doa, jangan repotkan negara!” sebagai sindiran terhadap dugaan kembalinya pengaruh militer dalam pemerintahan.

Selain itu, poster lain bertuliskan, “Kami butuh solusi, bukan dwifungsi. Biarkan TNI kembali ke barak,” menyoroti kekhawatiran bahwa TNI akan kembali berperan di ranah sipil.

Untuk mengantisipasi eskalasi aksi, sebanyak 1.824 personel gabungan dari kepolisian, TNI, dan pemerintah daerah dikerahkan.

Petugas keamanan ditempatkan di berbagai titik strategis sekitar Gedung DPR RI guna mencegah massa masuk ke dalam area parlemen.

Kapolres Metro Jakarta Pusat, Susatyo Purnomo Condro, menyatakan bahwa rekayasa lalu lintas di sekitar lokasi aksi bersifat situasional, tergantung pada perkembangan di lapangan.

Wota adalah sebutan bagi penggemar grup idola Jepang, termasuk JKT48 yang merupakan sister group resmi AKB48 di Indonesia.

Komunitas Wota terkenal aktif dalam mendukung idolanya melalui konser, handshake event, dan berbagai kegiatan lainnya.

Meski identik dengan dunia hiburan, aksi yang dilakukan komunitas ini menunjukkan bahwa mereka juga memiliki kepedulian terhadap isu-isu sosial dan politik di Indonesia.

Share:

Ocha

Pengangguran dadakan yang lagi nyari kerja di Jepang. Mimpi jadi karyawan kantoran ala anime sambil ngejar deadline. Kalau lagi nggak sibuk ngoding, pasti lagi baca novel detektif sambil ngebayangin jadi Sherlock Holmes versi Indonesia. Oh iya, NewJeans Never Die

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *