Don't Show Again Yes, I would!

Hadapi Permasalahan Kompleks di Pemilu 2024, Bawaslu Luwu Gandeng Wartawan Lewat Media Gathering

Ketua PPS Bassiang Timur Diadukan

LiteX..co.id, LUWU – Dalam rangka Mempererat hubungan silaturahmi, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Luwu menggelar media Gathering, bertujuan meminta wartawan ikut mengawasi penyenggaraan pemilu 2024 mendatang. Kegiatan bersama sejumlah awak media ini yang dilaksanakan di pelataran Arung Baruga, Belopa, Sabtu (30/12).

Didampingi Sekretaris Kominfo Luwu selaku moderator, Anwar Amir, Ketua Bawaslu Luwu, Irfan mengatakan di hadapan media pihaknya telah mengeluarkan himbauan kepada para ASN apa saja yang tidak boleh, sehingga ketika ada yang masih melakukan pelanggaran sebagai bentuk tidak netralitas itu dipastikan unsur kesengajaan, “tidak ada lagi alasan untuk tidak tahu,” tegas Irfan.

Menurut Irfan, pada himbauan tersebut ada 1600 larangan kepada ASN baik itu gerakan, perlakuan dan semua bentuk hal yang dianggap keberpihakan. Hanya saja menurut Irfan terkadang ada ASN yang menganggap pelanggaran itu justru sebagai satu “tiket” untuk mendapatkan jabatan ketika yang didukung kelak terpilih, ” ada pengalaman seperti itu, karena ancaman pelanggaran seperti itu hanya 6 bulanan saja kalau pidana umum dua tahun lebih vonis baru ada pemecatan, sehingga ada ASN yang rela disanksi dengan harapan ketika yang didukung itu terpilih, ASN tersebut datang meminta jabatan bahwa dia dulu pendukung panatiknya bukti nya pernah disanksi karena menonjol memberi dukungan, jadi kesalahan itu justru jadi tiket, “ungkpanya.

Selain tentang ASN, Irfan juga memaparkan tentang permasalahan yang terjadi pada peserta pemilu, ” para caleg ini juga sudah disampaikan dimana saja baliho itu tidak boleh dipasang tapi masih juga banyak melanggar, kami hubungi timnya katanya tidak tahu, banyak juga sudah melaporkan bannernya hilang di lokasi”ujarnya.

Bukan hanya itu, mengawasi para penyelenggara agar bekerja secara profesional di lapangan juga butuh kerja keras. Menghadapi persoalan yang sangat kompleks inilah nantinya sehingga Bawaslu meminta media ikut mengawasi pelaksanaan pesta demokrasi ini utamanya di tingkat desa yang sulit terjangkau. “Petugas KPPS satu TPS itu ada 7 orang sementara pengawas TPS hanya satu orang saja, kalau bukan teman-teman wartawan yang membantu kami mungkin saja ada informasi yang tidak bisa kami jangkau, ” harapnya.

Irfan menegaskan segala bentuk informasi akan ditanggapi dengan serius dan ditangani sesuai mekanisme yang sudah diatur.

Penyenggaraan kegiatan media gathering ini juga dalam rangka mempererat hubungan silaturahmi dengan para awak media yang ada di Luwu.

Momentum ini sangatlah penting menurut Irfan yang didampingi Anggota Bawaslu Wahyu Drajat, untuk menyamakan persepsi antara lembaga Bawaslu bersama semua rekan media.

“Saya mengajak para awak media untuk bersama-sama mensukseskan pemilu 2024 mendatang, Media Gathering ini mengambil bentuk diskusi antara media dan Bawaslu, kami sadari betul bahwa keberadaan media sangat penting, ” katanya.

Harapanya, media dan Bawaslu membangun sinergitas khususnya dalam menyikapi persoalan yang menganggu jalannya demokrasi.

Pada momentum sesi tanya jawab di media gathering tersebut, dimanfaatkan oleh Mitatuljannah memberikan informasi sekaligus masukan agar Ketua PPS Bassiang Timur bernama Askar dilakukan evaluasi, selain dianggap tidak netral dalam melakukan perekrutan anggota KPPS di Bassiang Timur juga telah lolos sebagai PPPK.

Alumni Sarjana Hukum di IAIN ini, dalam penyampaiannya mengatakan, Ketua KPPS Bassiang Timur diduga meloloskan seseorang peserta KPPS yang indispliner. Seorang anggota KPPS inisial SA itu diloloskan sementara ia datang ikut ujian tertulis meski saat ujian sudah usai, lalu diberikan ruang untuk tetap bisa mengikuti seleksi tertulis itu, diduga ada perlakuan special pada SA, “kalau alasannya PPS ini masih ada waktu sekitar 20 menit, logikanya yang peserta datang awal dengan waktu ujian 60 menit tidak mampu maksimal memberikan jawaban apalagi dengan waktu yang tersisa hanya 20 menit, lalu apa standar kelulusannya, “ujarnya.

Diduga SA ini adalah titipan salah seorang caleg yang ada di Bassiang Timur sehingga mendapatkan perlakuan special untuk diloloskan menjadi KPPS.

Sementara pertanyaan dari beberapa wartawan lainnya yakni terkait jumlah pelanggaran yang laporannya sudah masuk ke Bawaslu Luwu serta pertanyaan permasalahan lainnya datang dari Haswadi Tambora TV one, Hayyun dan Sulaiman. Dalam suasana santai berbagai pertanyaan dan usulan itu dijawab dan ditampung oleh Bawaslu (kartini).

Share:

Ocha

Pengangguran dadakan yang lagi nyari kerja di Jepang. Mimpi jadi karyawan kantoran ala anime sambil ngejar deadline. Kalau lagi nggak sibuk ngoding, pasti lagi baca novel detektif sambil ngebayangin jadi Sherlock Holmes versi Indonesia. Oh iya, NewJeans Never Die

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *