LiteX.co.id, LUWU – Seorang nelayan bernama Ridwan (45) asal Desa Pombakka, Kecamatan Malangke Barat, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, ditemukan sudah menjadi mayat, sekitar Pukul. 02.10.wita, di Sungai Kande Api, Pompengan Pantai, Kabupaten Luwu Ahad (10/12).
Mayat ditemukan dalam kondisi yang memprihatinkan, sebagian tubuhnya hilang seperti Lengan sebelah kiri dan bagian pinggul ke bawah juga hilang.
Usman (40), yang juga berprofesi sebagai nelayan menemukan korban dalam kondisi tubuh yang tak utuh lagi, diduga dimakan buaya, “iya sepertinya buaya yang terkam ini karena ada bekas gigitan buayaada juga hilang bagian tubuhnya, ” ujarnya.
Sebelumnya Rustam, warga Desa Pompengan mengaku curiga dengan adanya perahu hanyut tanpa pemilik berada di Sungai Pompengan, Sabtu ( 9/12). Rustam melaporkan kepada Kepala Desa Pompengan Pantai, Rahmat Husain. Dihari yang sama Rahmat lalu menelpon Kepala Desa Pombakka, Haeruddin, mengabarkan hal yang dilihat Rustam. “Sebelumnya kan kami sudah dengar ada warga dari Desa Pombakka hanyut sehingga saya inisiatif hubungi kepala desanya, ” ungkapnya.
Kepala Desa Pombakka, Haeruddin, bersama keluarga korban dan warga setempat melakukan pencarian di sekitar Sungai Kande Api, Pompengan. Pencarian dihentikan sementara pada pukul 18.00 Wita. Korban ditemukan hari ini, Ahad (10/12) sekitar 500 meter dari perahunya.
Sayangnya, Ridwan ditemukan dalam kondisi tragis, tangan kiri hilang, bagian pinggul ke bawah hilang, dan ada bekas ditubuhnya diduga gigitan buaya. Tubuh korban kemudian dibawa ke rumah duka di Desa Pombakka.
Seorang warga mengatakan, saat pencarian dilakukan oleh warga bersama keluarga korban, Tim dari BPBD Luwu Utara dipimpin oleh Tomi Yusuf, Basarnas dari Palopo dipimpin Rikman tak ikut melakukan pencarian meski berada di lokasi dengan alasan belum ada SOP di mana titik pencarian.
Rencananya pencarian terhadap sebagian anggota tubuh korban yang hilang akan dilakukan pencarian lagi.
Basarnas Kota Palopo, Kades Pompengan Pantai, dan anggota Babinsa Desa Pompengan tetap berada di rumah Kades sambil menunggu hasil koordinasi dengan pihak keluarga korban. (kartini echa)